Kamis, 28 April 2016

Islam is The Religion of Peace and Tolerance Essay

Islam is The Religion of Peace and Tolerance Essay 
Islam is The Religion of Peace and Tolerance Essay
Islam is The Religion of Peace and Tolerance Essay 


Islam is The Religion of Peace and Tolerance Essay 

Memuliakan Kedua Orang Tua

Memuliakan Kedua Orang Tua

Memuliakan Kedua Orang Tua


Muslim yang tidak menghormati orangtuanya, tidak memuliakannya --apalagi tidak mau merawatnya-- hidupnya akan jauh dari keberkahan (ingat ya,,,). Di akhirat ia tak berhak atas surga Allah Subhanahu Wata’ala
SUNGGUH tidak ada kecerdasan yang lebih tinggi, amal yang sangat mulia, dan pahala paling agung dari diri seorang Muslim setelah ia beriman dan berjihad kecuali senantiasa memuliakan orangtuanya dan merawatnya hingga akhir hayat.
 Allah menyebutkan dalam firman-Nya bahwa kedudukan orangtua sangat mulia. Bahkan karena begitu mulianya, Allah langsung memandu umat Islam jangan sampai salah dalam bergaul untuk memuliakan orangtua, lebih-lebih di usia mereka yang sudah lanjut usia. Berkata “ah” saja kepada orangtua, Allah sangat melarangnya.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al- Isra’ [17]: 23).
Dalam tafsir Ibn Katsir disebutkan bahwa kata qadhaa dalam ayat ini berarti perintah. Sementara itu mujahid berkata artinya adalah berwasiat.
Berarti ayat ini sangat penting dan utama untuk diperhatikan dan diamalkan oleh seluruh umat Islam agar benar-benar bersemangat dalam memuliakan orangtua. Apalagi, perintah ini Allah tegaskan setelah perintah untuk ikhlas beribadah dengan tidak mempersekutukan-Nya.
Dengan kata lain, siapapun dari umat Islam yang tidak memuliakan orangtuanya berarti dia tidak berhak atas kemuliaan. Sebaliknya, kehinaan demi kehinaan akan selalu menghampiri perjalan hidupnya di dunia maupun akhirat.

HUKUM PACARAN DALAM ISLAM ??

HUKUM PACARAN DALAM ISLAM ??

HUKUM PACARAN DALAM ISLAM 


Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan yang keji…” (QS. Al-Isra : 32).
Sedikit penjelasan tentang hukum pacaran, ,
Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan (ciee yang mau tunangan hehe..bercanda).  Masa tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu dekat duduknya dengan mereka.
Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang adalah haram. Mengapa haram?
Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk dosa besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya berbunyi sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berzina, tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.

Ta’aruf dan Suara Hati Para Lelaki

Ta’aruf dan Suara Hati Para Lelaki
Hay Guys,,,
Yuk bantu jaga hati mereka dengan cara menjaga hati, akhlak dan penampilan kita. Termasuk bersikap tegas menjaga interaksi dan jarak hingga menutup peluang dan harapan sekecil apapun bagi para lelaki untuk mendekatimu.
pacaran dalam islam, hukum pacaran dalam islam


 ta’aruf menurut islam Kecuali kalau niat mereka karena ingin serius, ingin berta’aruf (saling mengenal) dengan cara yang baik dan sesuai syari’at, silakan.... Tapi hati-hati juga ya, karena banyak lelaki yang suka modus dengan embel ta’aruf. Padahal mah niatnya ga serius, cuman mau main-main aja sama kita... Nah, supaya ukhti sekalian nggak kena modus kaya gitu, perhatikan syarat2 ta’aruf yang syar’i berikut yukkkk:
  1. Melibatkan perantara atau pihak ketiga. Bisa ustadz/ ah, teman yang sudah menikah, kakak/ saudara, atau orangtua langsung. Karena kalau proses ta’aruf berdua, apa bedanya dengan pacaran?
  2. Mengenalkan data diri melalui biodata dan foto. Jadi ta’aruf bukan kaya wawancara tatap muka, cukup tulis data diri lalu saling menukar biodata lewat perantara tadi. Kalau mau melihat bisa mengamati si dia dari jauh (Ciyeee).
  3. Jangka waktu singkat. Memang terdapat beberapa pendapat mengenai rentang waktu yang tepat untuk berta’aruf, namun yang jelas: Ta’aruf tidak boleh berlama-lama. Ketika sudah saling tukar informasi data diri, segera putuskan melalui istikharah dan minta pendapat dari pihak keluarga. Kalau cocok ya lanjut (Lanjut Coyy), kalau kurang cocok bisa mundur (Mundur pun Boleh, Tapi kalau Ga cocok Yahh)  Karena ta’aruf sifatnya baru pengenalan, belum ada ikatan apapun.
Intinya, pria yang serius akan segera mendatangi atau menemui orang tua atau walimu, ukhti. Kalau sang pria banyak alasan, hampir bisa dipastikan bahwa ia gak serius dengan ukhti. Ia hanya sekedar main-main atau lebih buruknya, memuaskan nafsu sesaat saja. Jangan sampai ukhti jadi korban pria semacam ini ya. (Jangan Sampai Ya Ukhti,,, JANGAN SAMPAI pokoknya jadi Korban Pria Seperti Itu ) JAga diri Baik-BAik...Pandailah Kita Sebagai Ukhti...

Jangan Takut Untuk Melepaskan Seseorang

Jangan Takut Untuk Melepaskan Seseorang

Jangan Takut Untuk Melepaskan Seseorang


Jika melepaskan seseorang adalah yang Terbaik untukmu,
Maka lepaskanlah..Kehadiran Cinta bukan untuk saling Menyakiti,
Tapi untuk saling Menyayangi..( iya kannn)
Kita punya hak untuk mencintai seseorang..
Kita juga punya hak untuk dicintai seseorang..
Akan tetapi..
Merasa telah memiliki seseorang yang kita cintai tanpa ikatan resmi itu bukanlah hak kita..( betul betul betul )
Merasa telah bisa berbuat apapun terhadap seseorang yang kita cintai tanpa ikatan resmi itu bukanlah hak kita juga..
Tak perlu takut melepaskan sesuatu yang belum berhak untuk kita miliki..
Jangan pernah ragu untuk melepaskan seseorang yang belum berhak untuk kita miliki..
Karena jika ALLAH memang mentakdirkan dia untuk kita miliki..
Cepat ataupun lambat dia akan pasti kembali menjadi milik kita..
Sebaliknya..
Jika ALLAH memang mentakdirkan dia bukan untuk kita milki..
Maka yakinlah ALLAH akan memberikan kita pengganti yang lebih baik..
Lebih baik menjaga kehormatan seseorang yang kita sayangi..
Daripada menistakan seseorang yang kita sayangi..
Karena sesungguhnya..
Cinta sejati itu bukanlah bagaimana cara kita untuk memiliki seseorang yang kita sayangi..
Akan tetapi bagaimana cara kita membahagiakan dan menjaga kehormatan serta memuliakannya..
Semoga Dapat Jodoh Yang Terbaik ya ... Yang Pastinya Jodoh Dari Allah ... Aminn

Rabu, 27 April 2016

Cinta dalam Pandangan Islam

Cinta dalam Pandangan Islam



Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ya muslimin wal muslimat, Kali ini Saya Asmaul Husna akan menjelaskan sedikit tentang pencerahan mengenai cinta yang insya Allah mampu menjadi bahan introspeksi kita selaku ummat islam dalam berpandangan mengenai cinta.

Cinta dalam pandangan islam seperti iman, yaitu diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan tindakan. Karena mencintai merupakan salah satu ciri orang-orang beriman.( iya kan,, )

- Diyakini dengan hati, yaitu cinta datang bukan berasal dari dorongan nafsu. Tetapi, cinta datangnya dari iman di dalam diri yang mengedepankan akhlak mulia dan ketaqwaan kepada Allah swt. Karena cinta atas dasar nafsu takkan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman di jiwa (betul betul), kecuali kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan.

- Diucapkan dengan lisan, yaitu cinta diucapkan kepada seseorang yang kita cintai, dan itu termasuk sunnah karena Rasulullah sendiri menganjurkannya. Namun ada aturannya, yaitu cinta diucapkan kepada yang sudah mukhrim (halal ni yee), teman yang shalih, dan yang paling penting adalah kepada orang tua.

- Dibuktikan dengan tindakan, karena Rasulullah saw pernah berkata bahwa jika ada seorang laki-laki mencintai seorang perempuan, maka melamarnya untuk dijadikan istri merupakan bentuk dari pembuktian cintanya. Jika menyukai, segera nikahi. Tetapi kalau belum mampu, maka berpuasalah, Yaitu kendalikan nafsu dan cintai dalam diam (Aku mencintaimu dalam diam, hehe terbawa suasana). Itu semua demi menjaga kesucian diri sendiri dan kusucian dia yang dicintai.

Cinta secara hakikatnya jika dipandang secara umum yaitu sedia mengorbankan waktu, tenaga, dan harta kita hanya untuk sesuatu yang kita cintai. Sedangkan cinta secara hakikatnya jika dipandang secara syari'at islam yaitu mencintai seseorang atas dasar ketaqwaan kita kepada Allah swt. Jadi, kalau bisa kita simpulkan dari dua pandangan tersebut bahwa, cinta secara hakikatnya yaitu sedia mengorbankan waktu, tenaga, dan harta kita kepada Allah swt. dengan tujuan untuk kemaslahatan manusia....

Pada realitanya betapa banyak orang yang mengatakan cinta kepada Allah, namun sangat sedikit yang berani berkorban yang terbaik untuk-Nya dan agama-Nya. Untuk mendapatkan kesenangan dunia, kita berani berkorban apa saja milik kita yang terbaik. Namun untuk meraih kebahagiaan akhirat, surga dan ridha Allah kita hanya berkorban seadanya ( Kebiasaan Banyak Orang Kan YAng Nih ).

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut, tetapi cinta adalah anugerah Allah yang indah dan suci, jika manusia dapat menilai kesuciannya. Islam sangat menjaga kesucian cinta, sehingga tidak ada istilah pacaran. Tak perlu pacaran, karena jodoh sudah diatur. Yang terpenting adalah kita menata diri kita menjadi orang yang baik, dan insya Allah jodoh kita pun baik. Allah akan memberikan pasangan jiwa yang sesuai dengan perangai kita, jika ingin dapat yang baik, maka jadilah orang baik. Seperti pada firman Allah berikut ini :

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”(QS An-Nur:26)

Adapun bila pasangan kita buruk (tidak sesuai harapan), maka itu adalah ujian bagi kita untuk menjadi hamba-Nya yang bersabar dan bersyukur. Karena surgalah tempat mereka yang mampu bersabar dan bersyukur. Cinta yang baik juga harus bisa membuatmu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bila cintamu membuat hidupmu lebih buruk, maka jangan takut untuk melepaskannya pergi.

Ingatlah bahwa cinta sejati hanyalah milik Allah. Cinta manusia hanya akan membuatmu terluka, maka cintailah manusia karena Allah. Cinta karena Allah adalah cinta yang membuatmu semakin dekat dengan Allah, cintai seorang yang bersamanya kamu bisa merasakan manisnya iman. Ketika cinta hadir sebagai kesakitan, maka itu bukanlah cinta sejati. Karena cinta sejati hadir sebagai kebahagiaan yang indah. Carilah cinta yang bersamanya bertambah keimananmu dan memuliakan dirimu juga kehormatan dirimu. Jatuhkanlah cintamu kepada seseorang yang siap menangkapnya, jangan biarkan cintamu jatuh kepada orang yang belum siap sehingga jatuh dan pecah berkeping-kepinglah hatimu.

Jika aku jatuh cinta, cintakanlah wahai Allah kepada seseorang yang melabuhkan cintanya kepada-Mu agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Dan jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu. Semoga kita semua adalah hamba-hamba Allah yang mampu menjaga kesucian diri dengan menjunjung tinggi aturan cinta dalam islam. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wallahu a'lam bishawab
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh